Monday, April 29, 2013

Tongue Tie : Saat Bayi Tidak Minum ASI Dengan Baik

Mungkin saya tidak akan panjang lebar bercerita tentang kelahiran bayi saya. Kali ini saya akan bercerita tentang saat bayi tidak menyusu ASI dengan baik seperti pada kasus bayiku (Arka).

Babak I

Pada umur 2 minggu awal kelahiran Arka mungkin masih bisa menyusu dengan baik, namun pada minggu ke - 3 (18 April 2013) prahara dimulai. Durasi menyusu Arka sangat lama, bisa dari pagi hingga malam tidak puas, padahal produksi ASI Istri saya sebenarnya mencukupi (saat di perah menggunakan breast pump menghasilkan kira-kira 100ml). Hal tersebut membuat istri saya kesakitan karena mitos pembenarannya mengatakan kalau menyusui bayi laki-laki biasanya puting pasti luka.

Selain itu, pada saat yang sama bagian atas payudara kanan istri saya mengeras seperti ada Pin Bag di dalam payudara dan rasanya sakit, hal tersebut membuat istri saya tambah sakit dan tidak bisa istirahat. Tidak lama kemudian saya bawa Arka dan istri saya ke Dokter SpOG dan dokter laktasi di RSIA. Sudah 2 rumah sakit saya kunjungi hanya mendiagnosa "istri saya" saja bahwa terjadi penggumpalan ASI pada payudara yang disebabkan oleh ASI yang tidak segera dikeluarkan/disususi dan pihak dokter tersebut hanya memberi saran agar payudara selalu di pijat, kompres air hangat dan di susui ke bayi. Dalam hati saya sebagai seorang Bapak dan Suami yang selalu mendampingi istri saya, kalau hanya saran seperti itu tanpa tindakan apa-apa, kakek nenek nya Arka juga tau, dan selama ini memang sudah dilakukan pijat dan kompres apalagi disusui ke bayi. (saya masih penasaran)

Babak II

Puncaknya adalah saat memasuki minggu ke - 4 (25 April 2013). Bukannya semakin membaik, kondisi payudara istri saya benar - benar membengkak seperti bisul (level : parah). Malam harinya langsung saya bawa ke UGD di rumah sakit ibu dan anak terdekat. Diagnosanya masih sama yaitu penggumpalan ASI, sehingga harus dikeluarkan gumpalan ASI tersebut, karena payudara tersebut sudah terinfeksi karena luka dari puting (kalau banyak orang bilang namanya Radang Payudara).

Perlu diketahui bahwa gumpalan tersebut sudah berisi nanah. Saya dan istri sudah hampir putus asa, saat Arka kekurangan asupan karena tidak bisa minum ASI ditambah istri saya yang kesakitan dan tidak bisa istirahat. Jadi alternatif terakhirnya adalah dilakukan operasi tingkat sedang untuk mengeluarkannya.

Babak III (Tongue Tie)

Sehari kemudian (26 April 2013) akhirnya saya memutuskan untuk mencari info Dokter Laktasi yang benar-benar mumpuni, karena yang saya harapkan adalah suatu solusi dan tindakan. Pada akhirnya Allah memberi petunjuk untuk mengunjungi dr.Asti Praborini, SpA IBCLC (bersertifikasi laktasi international gitu lah pokoknya).

Disinilah hebat nya beliau...(bukan promosi). saat melakukan observasi, (tanpa mengurangi rasa hormat) tidak seperti dokter-dokter sebelumnya, beliau tidak langsung tertuju pada keluhan "istri saya" yaitu payudara namun tertuju pada kondisi "bayi". Beliau mengatakan : "lidah si bayi pendek karena terdapat tongue tie". misteri terkuak.

Tongue Tie (ilustrasi)

Penjelasan Tongue Tie menurut pengalaman saya : "selaput yang terdapat pada bagian bawah lidah terlalu panjang hingga hampir ke ujung lidah membuat lidah tidak dapat menjulur dan bergerak leluasa". Normalnya tongue tie tersebut hanya sepanjang setengah lidah. mungkin hal ini juga yang menyebabkan orang menjadi (maaf) cedal/pelo/celat dan sejenisnya.

Ternyata tongue tie tersebut membuat lidah menempel pada dasar mulut, sehingga lidah sebagai alat stimulus keluarnya asi tidak bekerja maksimal karena lidah tidak dapat bergerak leluasa, disamping itu puting pun tergigit oleh gusi bayi.

Akibat dari tongue tie tersebut bayi tidak dapat minum asi dengan optimal, selain itu Asi juga tidak disedot oleh bayi dengan lancar.

Atas kasus tersebut, dr Asti Praborini SpA melakukan tindakan penyayatan (gunting) untuk tongue tie pada bayi. Memang tindakan tersebut terasa mengerikan dan menyakiti bayi, namun percayalah operasi tersebut tidak sampai 10 detik dan bayi langsung diminumkan ke payudara sang ibu sebagai obatnya. Setelah dilakukan tindakan tersebut alhamdulillah bayi Arka dapat menyusu dengan optimal. Untuk kasus sang ibu, karena sudah level : parah, akhirnya dilakukan operasi untuk mengeluarkan nanah.

Kesimpulan
Mungkin kebanyakan orang pada umumnya kurang mengerti akan kasus Tongue Tie. Tetapi karena Tongue Tie tersebut banyak juga ibu-ibu yang merasa memiliki semangat tinggi untuk menyusui menjadi putus asa kemudian beranggapan bahwa mengurus bayi itu sulit dsb. Pada kasus bayi yang menyusunya kurang optimal, masalah nya belum tentu pada sang ibu dan ASI nya, namun terkadang kita juga harus melihat kondisi bayi, siapa tahu masalahnya ada pada bayi, seperti kasus bayi saya. Karena pada prinsipnya ASI diproduksi oleh stimulus bayi yang optimal dalam minum ASI.

Betapa luar biasa nya Allah, hal sekecil selaput saja dapat mempengaruhi banyak hal..

Well, semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat bagi orang tua lainnya agar tetap semangat memberikan asi bagi bayinya....








4 comments:

  1. Trs akhire piye wang, bayi n ibu nya wes sehat urung? smoga ibunya ttp semangat n kalian bs menyemangati baby Arka utk trs minum asi yaa...

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah sekarang Arka dan Ibu nya sudah membaik dan tetap minum asi dengan lancar, mohon doa nya ya...

    ReplyDelete
  3. alhamdulillah...wis teratasi ya mas Diwang...trus yang dibelakang masih ada selaputnya kan ?...aku awam banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Alhamdulillah sudah teratasi. kalau untuk selaput sebenarnya setiap orang punya di pangkal lidah bagian bawah. Untuk kasus anak saya, selaputnya sampai ujung lidah, kira2 begitu.... :)

      Delete